Pantai Alue Naga
Asal nama Alue Naga diambil dari cerita legenda yang berkembang digampong. Legenda tersebut adalah legenda mengenai sosok Naga yang sangat terkenal di dalam sejarah Aceh. Naga yang dimaksud adalah Naga yang berupa ular besar bukan Naga seperti di mitos Negeri China.
Ular tersebut bersarang pada suatu Alue ( Dalam bahasa Aceh Alue artinya adalah sungai ) yang sangat dalam. Di Alue tersebut banyak terdapat berbagai ikan besar yang datangnya dari laut.
Selain mengenai Asal nama Alue Naga sendiri memilik pantai yang indah, nama pantai tersebut Pantai Alue Naga. Di Pantai Alue Naga kita dapat menikmati pemandangan alam sambil menanti matahari terbenam.
Pantai Alue Naga sendiri terkenal memiliki sunset yang indah. Pantai Alue Naga merupakan pantai yang pada tahun 2014 terkena dampak tsunami Aceh. Salah satu bukti nyata dari dampak tsunami aceh adalah didalam perjalanan menuju pantai ini kita akan disuguhkan dengan bekas jembatan yang menghubungkan desa alue naga dengan desa tibang.
Bekas jembatan ini kini tinggal tiang - tiang yang berdiri kokoh dimuara Sungai Lamnyong, atau muara pantai alue naga. Pantai ini juga banyak dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memancing.
Bahkan tidak jauh dari dari pantai, masyarakat sekitar membuka ladang usaha dengan menjual udang hidup kepada para pemancing yang akan memancing di daerah ini.
Menikmati lembayung senja ditambah dengan pesona matahari tenggelam, sambil duduk melihat batu pemecah ombak memberikan kesan tersendiri bagi setiap orang.
Pulau Bunta Aceh
Terletak di kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Pulau Bunta hanya di ketahui hanya sedikit orang saja. Dahulunya daerah ini dihuni oleh beberapa orang warga, akan tetapi setelah terjadinya Tsunami Aceh tahun 2004, mereka lebih memilih meninggalkan Pulau Bunta.
Pula Bunta menyajikan ke indahan alam yang sangat indah, dengan hamparan pasir bersih yang membentang luas, lautan yang masih jernih, pemandangan sunset yang hampir sempurna, dan lokasi untuk para pemancing.
Untuk mencapai Pulau Bunta, diperlukan waktu satu jam dari Dermaga Banda Aceh menggunakan perahu nelayan. Di dalam perjalanan menuju Pulau Bunta kita di sajikan pemandangan alam yang indah, yang dapat membuat kita melupakan kejenuhan saat dalam perjalanan.
Dan bagi masyarakat sekitar Pulau Bunta, di sekitar Pulau Bunta pernah terjadi kejadian mistis. Menurut dari cerita warga, apabila ada seseorang yang membawa seekor anjing ke pulau tersebut, maka akan terjadi kejadian aneh, entah itu anjing yang di bawa akan mati, atau akan mendatangkan kesialan bagi pemilik yang membawanya.
Akan tetapi kekurangannya dari destinasi wisata ke Pulau Bunta adalah kurangnya fasiltas yang memadai, pengelolaan tempat wisata ke Pulau Bunta masih belum maksimal oleh pemerintah daerah.
Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh terletak di Pusat Kota Banda Aceh, tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Museum Tsunami Aceh adalah sebuah Museum untuk mengenang kembali peristiwa Tsunami yang maha dahsyat yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 yang menelan korban lebih dari 240.000 Orang meninggal dunia.
Adapun fungsi dari Museum Tsunami Aceh saat ini adalah :
Sebagai Objek Sejarah, dimana Museum Tsunami Aceh akan menjadi tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami.Sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami.
Sebagai warisan kepada generasi menandatang di Aceh dalam bentuk pesan bahwa di daerahnya pernah terjadi tsunami. Untuk mengingatkan didaerahnya akan bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang mengancam wilayah indonesia.
Hal ini disebabkan karena indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, sabuk gunung berapi, dan jalur yang mengelilingi Basin Pasifik. Wilayah Cincin Api merupakan daerah yang sering diterjang gempa bumi yang dapat memicu tsunami.
Gedung Museum Tsunami Aceh dibangun atas prakasa beberapa lembaga yang sekaligus merangkap panitia.
Diantaranya Badan Rehabilitasi Dan Rekontruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias sebagai penyandang anggaran pembangunan.
Departement Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai penyandang anggaran perencanaan, Studi isi dan penyedia koleksi museum dan pedoman pengelolaan museum.
Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam sebagai penyedia lahan dan pengelola museum, Pemerintah Kota Madya Banda Aceh sebagai penyedia sarana dan prasarana lingkungan museum.
Dan Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Nanggroe Aceh Darussalam yang membantu penyelenggaraan sayembara perencana museum.
0 Response to "Alue Naga, Pulau Bunta, Museum Tsunami"
Post a Comment
"Terimakasih telah berkunjung ke blog Media Online tempatnya berbagi informasi, apabila ada komentar silahkan berkomentar yang sopan"