Sebagai bahan pangan pokok bagi sekitar 90% penduduk Indonesia, beras putih menyumbang antara 40 sampai dengan 80% protein. Gabah tersusun dari 15 sampai dengan 30% kulit luar (sekam) 4 sampai dengan 5% kulit ari, 12 sampai dengan 14% bekatul, 65 sampai dengan 67% endosperma, dan 2 sampai dengan 3% lembaga.
Lapisan bekatul paling banyak mengandung B1. Selain itu, bekatul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2, dan niasin.
Endosperma merupakan bagian utama butir beras. Komposisi utamanya adalah pati, selain itu endosperma mengandung protein cukup banyak, serta selosa, vitamin dan mineral dalam jumlah kecil.
Dalam pengertian sehari- hari yang dimaksud beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh dengan menggunakan alat pengupas dan penggiling serta penyosoh.
Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luarnya, disebut beras pecah kulit.
Tujuan penggilingan dan penyosohan beras adalah untuk :
- Memisahkan sekam, kulit ari, bakatul, dan lembaga dari endosperma beras.
- Meningkatkan derajat putih dan mengkilap beras.
- Menghilangkan kotoran dan benda asing.
- Meminimalkan beras patah pada produksi akhir.
Tinggi rendahnya tingkat penyosohan menentukan tingkat kehilangan zat- zat gizi. Proses penggilingan dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras yang utuh yang maksimal dan beras patah yang minimal.
Proses penyosohan beras pecah kulit menghasilkan beras giling, dedak, dan bekatul. Sebagian lemak, protein, mineral, dan mineral akan terbawa dalam dedak, sehingga kadar komponen- komponen tersebut dalam beras giling menurun.
Beras giling yang berwarna putih diperoleh karena telah terlepas dari bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi sekitar 5 sampai dengan 7% dari bagian beras pecah kulit.
Makin tinggi derajat penyosohan dilakukan makin putih warna beras giling yang dihasilkan, namun makin sedikit gizi- gizi yang terkandungnya.
Komposisi Gizi
Komposisi beras berbeda- beda menurut varietas dan cara pengolahannya. Selain menjadi sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar kabohidrat beras adalah pati sekitar 85 sampai dengan 90%, sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa, dan gula.
Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen terbesar kedua beras setelah pati. Sebagian besar 80% protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air, yang disebut protein glutelin. Sebagai bahan makanan pokok di Indonesia, beras dalam menu makanan di masyarakat menyumbang sedikitnya 45% protein.
Beras pecah kulit rata- rata mengandung 8% protein, sedangkan neras giling mengandung 7% protein. Di bandingkan dengan biji- bijian lainnya, kualitas protein beras jauh lebih baik dibandingkan lainnya karena kandungan lisin beras lebih tinggi. Walaupun demikian lisin merupakan asam amino pembatas yang utama dan jumlahnya sedikit dalam beras.
Kandungan lemak beras pecah kulit adalah 1,9%, sedangkan dalam beras giling sikitar 0,7%. Itu berarti sekitar 80% lemak terdapat dalam dedak dan bekatul, yang terdapat dalam beras giling dalam penyosohan. Ditinjau dari segi keawetan beras, hal ini menguntungkan karena lemak dapat teroksidasi dan dapat menimbulkan bau tengik.
Proses penyosohan juga mengurangi kadar mineral pada beras giling. Vitamin terkonsentrasi pada lapisan bekatul dan lembaga. Penyosohan dapat menurunkan dengan drastis kadar vitamin B kompleks sampai 50% atau lebih.
Beras mengandung vitamin C dan D dalam jumlah yang sangat kecil atau mungkin tidak sama sekali.
Umumnya beras putih berasal dari beras yang telah digiling sehingga sudah hilang kulit arinya, sedangkan beras merah berasal dari beras yang ditumbuk, yang kulit arinya tidak banyak hilang.
Jadi sebenarnya beras merah bukan beras yang berwarna merah, melainkan sama dengan beras putih hanya beda tahapan prosesnya saja. Kulit ari beras yang masih tertinggal pada beras merah mengandung zat- zat gizi yang penting bagi tubuh, di dalamnya kaya serat dan minyak alami.
Sehingga tidak hanya mengenyangkan, akan tetapi dapat mencegah berbagai penyakit masalah pencernaan. Dalam satu mangkok gelas merah mengandung sekitar 3,5 gram serat, sementara beras putih hanya mengandung kurang dari 1 gram.
Banyak manfaat dari mengkonsumsi beras merah, yakni dapat meningkatkan perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah. Lemak dalam kulit ari kebanyakan merupakan lemak esensial yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak.
Sedangkan senyawa- senyawa yang terdapat dalam kulit ari juga dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor resiko penyakit jantung.
Kandungan vitamin dan mineral pada beras merah sekitar 2- 3 beras putih. Beras merah mengandung vitamin B1 yang diperlukan pada bayi untuk mencegah penyakit beri- beri.
Zat besinya juga cukup tinggi, dapat membantu bayi yang berusia 6 bulan ke atas yang asupan zat besinya dari ASI sudah berkurang dan tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuhnya. Belum lagi vitamin dan mineral- mineral penting lainnya.
0 Response to "Manfaat Beras Putih"
Post a Comment
"Terimakasih telah berkunjung ke blog Media Online tempatnya berbagi informasi, apabila ada komentar silahkan berkomentar yang sopan"